Penangkapan Wildan oleh pihak kepolisian terkait aksi defacing atau pengubahan tampilan di situs Presidensby.info berujung 'serangan balasan' dari berbagai pihak.
Seorang tamatan STM bernama Wildan Yani S Hari (22) berhasil ubah tampilan website resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Dikarenakan aksi ini, Wildan akhirnya dicokok pihak kepolisian.
Karena kasus penangkapan ini, banyak pihak (hacker) yang merasa bahwa pemerintah bertindak sewenang-wenang. Karena mereka berpendapat banyak kasus lain yang justru lebih parah hanya mendapatkan hukuman beberapa tahun penjara saja. Sedangkan, menurut informasi yang beredar, Wildan diperkirakan akan mendekap selama 12 tahun penjara atas aksinya tersebut.
Sontak saja, karena mencuatnya kasus Wildan ini, khusunya di Twitter, banyak pihak yang langsung meluncurkan serangan cyber ke situs-situs pemerintah seperti Bandung.Imigrasi.go.id, Indonesia.go.id, Polri.go.id dan banyak lagi.
Memang sampai sekarang sudah banyak situs yang pulih, namun untuk situs satu ini, Bandung.Imigrasi.go.id, masih nampak belum dibenahi. Dalam tampilan di halaman muka situs tersebut menampilkan sederetan protes atas tindakan pemerintah atas penangkapan Wildan.
Tentunya menjadi suatu kerugian bagi pemerintah khususnya publik terkait aksi peretasan atau defacer ini. Karena, dengan tidak dapat diaksesnya situs pemerintah tersebut akan banyak masyarakat yang ingin mengetahui informasi atau melakukan sesuatu secara online menjadi terkendala.
Bahkan tidak hanya peretas dari dalam negeri saja yang melakukan aksinya, ada informasi lain yang beredar di Twitter, salah satu organisasi peretas kuat di Turki juga ikut membantu melancarkan serangan dengan tumbangnya situs Depkop.go.id.
Tentunya, apabila aksi serangan dunia cyber ini tidak segera diselesaikan atau dihentikan, tentunya akan membuat citra pemerintah akan tercoreng karena terkesan tidak mampu tangkal serangan dari dunia cyber.
Seorang tamatan STM bernama Wildan Yani S Hari (22) berhasil ubah tampilan website resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Dikarenakan aksi ini, Wildan akhirnya dicokok pihak kepolisian.
Karena kasus penangkapan ini, banyak pihak (hacker) yang merasa bahwa pemerintah bertindak sewenang-wenang. Karena mereka berpendapat banyak kasus lain yang justru lebih parah hanya mendapatkan hukuman beberapa tahun penjara saja. Sedangkan, menurut informasi yang beredar, Wildan diperkirakan akan mendekap selama 12 tahun penjara atas aksinya tersebut.
Sontak saja, karena mencuatnya kasus Wildan ini, khusunya di Twitter, banyak pihak yang langsung meluncurkan serangan cyber ke situs-situs pemerintah seperti Bandung.Imigrasi.go.id, Indonesia.go.id, Polri.go.id dan banyak lagi.
Memang sampai sekarang sudah banyak situs yang pulih, namun untuk situs satu ini, Bandung.Imigrasi.go.id, masih nampak belum dibenahi. Dalam tampilan di halaman muka situs tersebut menampilkan sederetan protes atas tindakan pemerintah atas penangkapan Wildan.
Tentunya menjadi suatu kerugian bagi pemerintah khususnya publik terkait aksi peretasan atau defacer ini. Karena, dengan tidak dapat diaksesnya situs pemerintah tersebut akan banyak masyarakat yang ingin mengetahui informasi atau melakukan sesuatu secara online menjadi terkendala.
Bahkan tidak hanya peretas dari dalam negeri saja yang melakukan aksinya, ada informasi lain yang beredar di Twitter, salah satu organisasi peretas kuat di Turki juga ikut membantu melancarkan serangan dengan tumbangnya situs Depkop.go.id.
Tentunya, apabila aksi serangan dunia cyber ini tidak segera diselesaikan atau dihentikan, tentunya akan membuat citra pemerintah akan tercoreng karena terkesan tidak mampu tangkal serangan dari dunia cyber.
Posting Komentar